bintang

Sabtu, 28 Mei 2011

CATATAN KAKI DI SINGAPURA





Hampir dua jam gw melayang diudara menuju negara ini, salah satu negara anggota ASEAN ini cukup dekat dengan Indonesia, agar lebih detailnya, sedikit gw paparkan negara ini menurut WIKIPEDIA.

Nama resminya Republik Singapura, adalah sebuah negara pulau di lepas ujung selatan Semenanjung Malaya, 137 kilometer (85 mil) di utara khatulistiwa di Asia Tenggara. Negara ini terpisah dari Malaysia oleh Selat Johor di utara, dan dari Kepulauan Riau, Indonesia oleh Selat Singapura di selatan. Singapura adalah pusat keuangan terdepan keempat di dunia dan sebuah kota dunia kosmopolitan yang memainkan peran penting dalam perdagangan dan keuangan internasional. Pelabuhan Singapura adalah satu dari lima pelabuhan tersibuk di dunia.
Singapura memiliki sejarah imigrasi yang panjang. Penduduknya yang beragam berjumlah 5 juta jiwa, terdiri dari Cina, Melayu, India, berbagai keturunan Asia, dan Kaukasoid 42% penduduk Singapura adalah orang asing yang bekerja dan menuntut ilmu di sana. Pekerja asing membentuk 50% dari sektor jasa.Negara ini adalah yang terpadat kedua di dunia setelah Monaco.

Dinegara ini gw menemukan banyak hal baru yang luarbiasa sehingga patut gw sampaikan di forum ini. Ketakjuban akan Negara ini pertama di mulai saat mendarat di Changi Airport, disebut sebagai salah satu bandara terbaik di dunia menurut majalah perjalanan internasional dan sebagai bandara terbaik di dunia untuk pertama kalinya oleh Skytrax pada tahun 2006. Terkesan bandara ini kecil, tetapi ternyata memiliki 3 terminal dengan ratusan gate. Yang hebatnya ketika kita di airport ngga perlu takut bakal tersesat, anda akan menjumpai penanda dengan berbagai bahasa, yaitu bahasa melayu, India, China, dan Inggris. jika anda haus pun nggak perlu khawatir, disediakan wastafel yang airnya dapat diminum langsung. kalau gw nyaranin sih, lebih baik anda bawa tempat minum, jadi dimanapun anda bisa tinggal isi. perlu diketahui harga air mineral dalam kemasan di negara ini cukup membuat kita merogoh kocek dalam-dalam. Kalau dikurs rupiah kurang lebih bisa mencapai Rp.21.000,-.


Ketakjuban gw tidak cukup sampai disitu, ketika kami akan menuju hotel disitu kita akan diberi petunjuk alat trasportasi apa yang dapat kita pakai, ada taxi, bus, dan MRT (Mass Rapid Train). Sekedar informasi aja nih, kalau anda mau naik taxi biayanya cukup mahal. tapi jangan khawatir, di Singapura ada paket hemat jika naik taxi, kalau ngga salah mulai pukul 11 malam harga turun. oh iya hampir lupa, jangan lupa sebelum keluar dari bandara ambil peta yang udah disediakan gratis di situ. karena peta itu amat sangat membantu kita keliling negara kota tersebut, apalagi mungkin kita baru pertama kali menginjakkan kaki disana.








Untuk menuju stasiun MRT kita harus berjalan turun ke bawah, karena MRT beroperasi dibawah tanah. Stasiun ini luar biasa bersihnya, lantainya setiap saat selalu dipel dan disapu hingga terlihat mengkilap. udaranya dingin ngga pengap. di stasiun ini juga ngga bakalan kita temuin PKL disetiap sudutnya. Jangan harap anda menemukan peron di stasiun MRT ini, karena semua pembelian tiket melalui mesin otomatis. anda tinggal pencet arah tujuan anda, masukkan nominal uang yang diminta oleh mesin itu, baru deh tiket yang berujud card itu keluar. Card itu sangat membantu kita untuk keluar masuk stasiun. dengan menempelkan card pada alat sensor yang tersedia maka palang penghalang kita masuk dan keluar akan terbuka secara otomatis. Ingat!, jangan sekali-kali berbuat curang dengan ikut masuk membuntuti orang didepan kita saat palang terbuka tanpa anda menempelkan sendiri card anda. walau di stasiun itu tampaknya tidak ada security atau polisi tetapi CCTV bertebaran disetiap sudut stasiun. Sudah dipastikan ketika anda melewati palang tersebut beberapa saat kemudian pasti security akan menghadang didepan. Perlu anda ketahui juga, ketika kita mau naik dan turun MRT ada aturanya loh. Jika kita mau naik, kita harus masuk dari kiri dan kanan pintu karena bagian tengah diperuntukan untuk orang-orang yang akan turun/keluar dari MRT.

Setelah kami menempuh beberapa menit menggunakan MRT, tibalah saatnya gw harus berjalan kaki menyusuri jalan Negara kota ini untuk menuju hotel di daerah Bencoolen. Jaraknya sih lumayan dekat dari point station. Kurang lebih 200 meter sudah sampai ke hotel. Saya pun naik ke atas menikmati udara bebas Singapura. sejak dari bandara Yogyakarta hingga di Bras Basah point station ini saya harus menghirup sejuknya udara buatan. Mata gw mulai menyapu setiap sudut kota ini sambil melangkah. Kembali lagi gw tertegun melihat betapa bersih dan teraturnya kota ini. Saya sempat melihat ada seorang ibu paruh baya sedang menyapu dedaunan (bukan sampah)di trotoar itu, dan saya kaget ternyata trotor sepanjang jalan itu juga dipel olehnya jika ada lantai trotoar yang terlihat kusam atau terkena tumpahan air. Dinegara kota ini juga tak tampak selokan, tiang liistrik dan tiang telpon yang kabelnya mengganggu estetika. Semua ditanam dalam tanah.


Hasil pengamatan gw pribadi negara ini amat sangat konsen dengan penghijauan, kebersihan, ketertiban, tata kota modern, dan kenyamanan. Hal ini dapat dibuktikan dengan tak ada lahan kosong, semua ditumbuhi dengan pepohonan dan taman-taman kota. Sampah yang berserakan pun dapat dipasikan hanya dedaunan kering yang berjatuhan dan dalam beberapa menit saja sudah terlihat bersih. Dan kenyamanan jangan ditanya lagi, anda ngga perlu khawatir berjalan sendiri di Negara kota ini. yang menjaga kita bukanlah polisi,security, atau tentara, tetapi CCTV yang berada disetiap sudut. Negara ini bisa dibilang sangat aman. Disamping hotel tempat kami menginap ada pub yang bagian depanya(pinggir trotoar) menempel TV LCD kira-kira 32inch, gw bisa membayangkan kalau di Indonesia pasti udah ilang…. Hahahaha. Istri gw bilang: “Disini hamper tidak ada perkosaan, karena selain kesadaran hukum rakyatnya yang tinggi hukuman untuk seorang yang memperkosa amat sangat berat. Negara ini amat sangat melindungi warga yang dianggap dalam tanda kutip lemah, yaitu wanita. Dinegara ini juga memperhatikan buat warganya yang harus mendapatkan perlakuan khusus (cacat dan manula). Ada jalan khusus orang buta dan orang yang menggunakan kursi roda, semua fasilias buat mereka dijamin di Negara ini. bahkan didalam MRT ada kursi yang diberi penanda jika kita duduk disitu dan ada orang cacat atau manula kita harus mengalah dan member tempat duduk itu pada mereka.

Kalau membahas masalah ketertiban di Negara ini patut kita acungin sepuluh jempol dah. Para pengguna jalanya tertib banget walau disana kita sulit banget menemukan polisi lalulintas. Tiga hari disana gw ngga ketemu sama polisinya singapura, jadi penasaran kaya apa tampang-tampang mereka… hihiihihi btw lanjuutt, iya disana para pengguna jalanya amat sangat tertib, walau terkesan mengendarainya kenceng banget tapi mereka ngga takut kalau mendadak ada orang yang nyebrang, karena semua orang pasti menyeberang pada tempatnya. Saat saya melihat dari ketinggian tampak mobil berbaris rapi di perempatan lampu merah, jarak antar mobil kurang lebih 2m, gak kaya di Indonesia kalo perlu nempel di bumper belakang mobil didepan kita….hahahaha

Para pejalan kakipun kaga kalah tertibnya gan, semua ada aturanya. Kita ngga mungkin sembarangan nyebrang , salah-salah kita disamber mobil atau bus yang lewat. Walaupun kita akan ke toko seberang jalan ga bisa kita asal nyebrang. Kalo ngga ada tanda buat nyebrang (garis putih melintang yang putus putus) anda harus cari tanda tersebut baru boleh nyebrang,, gempor-gempor dah loe,,,jiiaahahaha

Di depan tempat kami menginap pas kebetulan ada pembangunan gedung baru, gw perhatikan dari atas pekerja-pekerjanya cukup profesional dan menjaga sekali keselamatanya. Tidak terdengar suara gaduh pasak bumi kaya di Negara kita gan, dan jalan di depan proyek tersebut tetap bersih. Semua aktifitas mereka berada didalam sehingga tidak mengganggu pengguna jalan.

Peristiwa ini terjadi saat gw sama istri gw mo balik ke Indonesia. Sambil menunggu istri gw beli tiket MRT, gw memperhatikan setiap sudut stasiun itu. gw perhatikan letak-letak CCTV dan memperhatikan system palang masuk dan keluar stasiun, ternyata ada yang khusus buat penderita cacat, kemaren2 gw selalu pilih jalur tersebut karena lebih lebar, dan gw baru tau kalau itu buat orang cacat. Hihihihi. Didekat palang masuk stasiun tersebut berdiri seorang wanita kira-kira usia 40an lebih dengan body yang tambun. Gw perhatikan dia sambil gw berpikir dalam benak gw. “gila nih, security kaya gitu trus kalo ada copet gimana ngejarnya yak?” hohohoho. Lanjuutt! Beberapa saat kemudia gw ma istri gw melintasi palang tersebut, dan security itupun mendekat kearah gw. “sorry sir, I want cek u’r bag!”. Suuuummmpreeeetttt ternyata sedaritadi gw udah di TO ma ibu ini nih. Gilee malunyee gan.. dikira gw teroris mo ngebom kale yaahh!.. hadeeeehhh. Gara-gara clingak clinguk kaya maling jemuran kale yaaahhh!!!!