bintang

Rabu, 03 Agustus 2011

BEKAL SEBELUM MENIKAH



Menyambung status gw di FB kemaren siang yang berbunyi:
Akhirnya mrk bilang: ga mudh menyatukn 2kel,dan mrk memutuskan berpisah. Pernikahan buat ajang uji coba. Apa pernikahan udh ga sakral lg yah? pikirkanlah baik2 sblm mnikah.jgn asal melangkah. Berpikir positif dan beriman yg baik belum cukup, hrs berhikmat jg. BERPIKIR POSITIF, IMAN dan HIKMAT jgn dipisahkan, fatal akibatnya!
Gw sempet buka berita online, dan gw kaget banget ketika gw membaca sepasang public figur memutuskan untuk berpisah. Sekilas gw baca alasan perpisahan mereka intinya adalah: mereka sudah tidak mampu lagi melanjutkan mahligai pernikahan mereka dengan masalah2 yang mereka lalui yang cukup lumayan singkat, kurang lebih hanya 3 tahun. perlu diketahui juga bahwa pasangan ini masing2 pernah mengalami kegagalan dalam pernikahan sebelumnya, dan mereka menikah di tempat suci lohhh, pernikahan itu sakral dan suci bukan sebagai ajang uji coba ya....cckckckckckckckck
Tidak dipungkiri menjalani kehidupan berumah tangga itu tidaklan gampang. ngga ada pernikahan di dunia ini yang HIDUP RUKUN. kita harus sadari bahwa karakter pria dan wanita itu amat sangat berbeda, ini yang sering kita tidak sadari. kehidupan pernikahan yang baik itu bukan HIDUP RUKUN tetapi RIBUT RUKUN

Sampai detik ini gw masih belum menemukan cara HIDUP RUKUN dengan pasangan seumur hidup, atau mungkin ngga akan pernah tau caranya. gw sih cuman bisa kasih wawasan aja dalam hal mencari pasangan, agar dalam menghadapi badai hidup pernikahan kita mampu mempertahankan pernikahan kita. gw bukanya sok tau, tapi setidaknya hal2 yang gw sampaikan ini bisa jadi masukan, karena gw juga pasti akan mengalami yang namanya badai pernikahan juga. *ini buat gw juga yahhh*

Sebelum kita memutuskan untuk menikah gw pikir perlu kita tau hal2 dibawah ini;
TUJUAN HIDUP
ini perlu sob, karena tujuan hidup akan berpengaruh dengan kehidupan pernikahan kita. Kita harus tau apa yang menjadi tujuan hidup kita. Kalo boleh gw analogikan tujuan hidup itu seperti ini sob. gw pengen menuju puncak gunung Jayawijaya. Perlu kalian tahu bahwa gw belum pernah kesana sama sekali. untuk kesana gw harus benar2 tau medan kegunung itu. Gw harus mempersiapkan fisik, bekal, dan macam2 alat pendukung agar gw bisa sampai ke puncak. gw juga harus banyak belajar pengalaman hidup orang2 yang pernah kesana. apa kendala2 yang akan dihadapi disana. belajarlah dari pengalaman jangan belajar dari penyesalan. Setelah kita mempersiapkan semuanya dan bekal informasi yang kita dapat dari orang2 disekitar kita, Pasti udah tau dong kemampuan kita?...sekarang kita tinggal bertanya pada diri kita: "Mampukah kita kepuncak sendirian?" kalau mampu, go! capailah tujuan hidupmu seorang diri. Tapi jika kita ngga mampu seorang diri, inilah saatnya anda mencari partner yang pas sebagai PENOLONG bukan PENDAMPING. cari partner yang bisa jadi penolong yang sepadan bukan sekedar pendamping, kalau hanya sebagai pendamping akan memberatkan perjalanan kita, dan sudah dipastikan butuh waktu lama bahkan mungkin kita ngga bisa sampai kepuncak. langkah inilah yang gw sebut BERHIKMAT.

KONSEP PERNIKAHAN
ini yang kadang kita ngga pikirkan. kita sering berfokus dan berfikir: DENGAN SIAPA KITA HIDUP BERKELUARGA bukan HIDUP BERKELUARGA SEPERTI APA!. Sampaikanlah apa yang menjadi Tujuan hidupmu dan konsep pernikahanmu. diskusikanlah bersama. saat pacaran inilah saat yang tepat kalian sampaikan tujuan hidup dan konsep pernikahanmu. gali kesamaan visi, perbedaan diminimalisir. Pasti kita akan menemukan benturan2 kecil disini. setidaknya kita harus tau kesamaan visi kita. konsep pernikahan yang baik adalah: istri adalah sebagai Penolong bukan sekedar pendamping dan suami adalah pemimpin (bukan otoriter). Sekedar masukan buat yang cowok2 nih: sesungguhnya pria itu memiliki beban yang berat, Pemimpin itu melayani, ibarat seorang pilot kita bertanggung jawab penuh pada pesawat dan seluruh isi dari pesawat tersebut. ngga mungkin kita lakukan itu semua sendiri, itulah kenapa kita butuh seorang penolong alias Co.pilot. camkan ini baik2: Istri adalah penolong bukan pembantu! kalau kita mau akui yang namanya penolong itu lebih expert lho... hihihihihi istri bisa kerja nyambi momong anak, klo suami belom tentu bisa... hahahahah... so lanjuuutt!!!..ketika terjadi benturan, bernegosiasilah dengan membagi kekuasaan. seperti contoh: gw dan istri udah membagi kekuasaan, jika menyangkut masalah pendidikan anak dan rumah menjadi bagian istri gw, gw hanya kasih advice, keputusan di istri gw. ini mengurangi konflik dan tindakan otoriter yang terkadang akan bermasalah dikemudian hari. anak pun kelak juga ngga akan bingung. Setiap agama pasti mengajarkan yang namanya konsep pernikahan. Kalau lebih banyak benturanya mending ngga usah dilanjutin ke jenjang pernikahan. cari yang lain. lebih baik berpisah saat pacaran ketimbang berpisah saat telah menikah. Carilah KEHENDAK Tuhan jangan SEIJIN Tuhan. kalo kita ikut kehendak Tuhan dipastikan lebih awet ketimbang seijin Tuhan. beda antara KEHENDAK dan SEIJIN Tuhan ude pade tau lom nih????.... belooomm!!! hadeh musti dijelasin nih, kriting2 dah jari gw ngetik.

Biar gampang gw kasih analoginya deh. gini sob: anggap ayah itu adalah Tuhan dan Anak adalah kita. ini kisah nyata, suatu ketika gw ngobrol dengan seorang bapak yang meng-asuransikan mobilnya, dia bercerita kalau anaknya yang berusia 8 tahun merengek meminta dibelikan mobil yang mewah keluaran baru. ayah itu bilang ke anaknya:tepat ultah ke17 nanti pasti ayah akan membelikan mobil untuknya, bukan sekarang, karena usianya masih kecil dan ngga mungkin bisa menyetirnya (ini disebut KEHENDAK sang ayah). Tetapi anak itu menangis terus sampai demam beberapa hari. Karena ngga tega dan ngga tahan dengan rengekan anak yg dicintainya akhirnya sang ayah meluluskan pernintaan sang anak (ini disebut SEIJIN sang ayah), akhirnya ayah ini membelikan sebuah mobil dengan konsekuensi karena masih kecil anak ini ngga boleh nyetir sendiri, dia harus disertai supir sampai dia layak untuk boleh menyetir sendiri alias telah dewasa.
dari analogi diatas ngerti kan sob????...... *harus ngerti!*
so.... Biasanya Kalau menjalani pernikahan dengan SEIJIN Tuhan itu konsekuensi yang harus kita hadapi itu lebih banyak ketimbang kita menjalani pernikahan yang sesuai dengan KEHENDAK Tuhan. Terserah kalian pilih yang mana, kalau gw sih pilih mencari KEHENDAK Tuhan. ntar kapan2 kita bahas masalah jodoh yg lebih dalem lagi deh... *Kalo gw pas ga lagi males ngetik*

Naaahhhh.... Kalau 2 hal diatas kita udah tau barulah kita bener2 siap menjalani pernikahan. pikirkanlah pernikahan itu indah, dan badai pernikahan itu sebagai warna kehidupan. jalani dan tetap berpegang teguh saling mempertahankan kesakralan pernikahan. kalau kita berfikir pernikahan itu adalah sebuah penjara ya pastilah kita akan merasakan seperti dipenjara. ini yang saya sebut BERFIKIR YANG POSITIF. Yakinlah jika terjadi sebuah badai dalam pernikahan Tuhan pasti tidak akan tinggal diam. jika memang itu kehendak Tuhan ngga mungkin deh Tuhan hanya melihat aja sampai pernikahan itu bubar, pasti Tuhan akan turun tangan membantu karena Tuhan ngga ingin pernikahan kita berakhir ditengah jalan. ini yang gw sebut IMAN yang benar. Sebenernya ada beberapa hal yang pengen gw sampaikan tapi yang diatas kayanya udah cukup buat ngejelasin status fb gw yang kemaren.


pesan gw:

Pasangan hidup adalah orang yang akan mendampingi disisa hidup kita, ketika kita salah menentukan pasangan hidup maka kita akan kecewa selama sisa hidup kita.


Jangan berdoa agar tidak terjadi badai dalam pernikahan, berdoalah agar saat kita menghadapi badai Tuhan memberikan kekuatan!


0 komentar: